Dalam  sejarah pertikaian di bumi  ini paling  tidak ada dua arena  dimana para  pemilik senjata telah  menemukan  lawan yang seimbang.  Pertama, adalah  perang dunia II yang  meletup di  Eropa pada tahun  1940-an. Lalu perang  Pasifik yang pecah  pada tahun  yang sama.
Di  kedua ajang maha dahsyat  tersebut,  Amerika, Jerman, Prancis, Italia,   Uni Sovyet, dan Jepang  telah saling  menemukan lawan tanding yang sama   kuat. Mereka pun  bertarung dalam  kadar dan porsi yang semestinya.
Dalam  banyak hal, Amerika memang  memiliki  keunggulan dan semangat yang   lebih daripada negara lain.  mereka  selalu ingin mengarungi lautan,   menjelajahi berbagai negeri, dan   mencari sumberdaya alam yang baru.   Untuk itu Angkatan Bersenjata AS   menaruh perhatian besar pada kesigapan   angkatan laut. 20 unit kapal   induk digelar lengkap dengan grup  tempurnya  yang terdiri dari kapal   penjelajah, perusak, dan kapal  selam.
Perang  dan ketegangan global  telah  menanamkan banyak arti pada sejumlah   instrument perang. Kapal  iduk  selajutnya disebut-sebut sebagai symbol   kedigdayaan.
“Jika  anda tak mampu  menghadirkan kekuatan  militer hingga ke garis  depan,  Anda tidak akan  pernah memiliki  pengaruh dimanapun”. Demikian  kata  mantan Menhan AS  William Cohen  dalam sebuah acara resmi di  Washington.  Bagi negeri  sedigdaya Amerika  kapal induk bukan sekedar alat  perang.  Ketika  diplomasi tingkat  tinggi terancam terganggu, kekuatan  militer  massif  ini kadang dipakai  pula untuk menekan.
Simple Deck to Nuclear Power
Evolusi   kapal induk terbilang cepat dalam  beberapa decade. Hal ini  dipicu  oleh  situasi ketegangan dunia dengan  beberapa perang besarnya.  Pada  tahun  1913, dijadikan sebagai tonggak  dimulainya pembuatan kapal  induk   pengangkut pesawat. Pada tahun  tersebut Inggris telah berhasil   membuat  HMS Hermes sebagai pendarat  pesawat.
Selain  itu antara tahun  1910-1913,  pilot-pilot Amerika, inggris dan  Jepang  sesungguhnya telah  melakukan  berbagai pengujian penerbangan dar  kapal  penjelajah yang  telah  dimodifikasi. Salah satunya tercatat pada  Mei  1912, Letnan R  Gregori  berhasil menerbangkan pesawat dari HMS   Hibernia. Muncullah era  dimana  ada istilah plane goes to sea. Pada era   1914-1918 Inggris telah   mengoperasikan 14 kapal induk. Antara lain   Hermes, Empres dan banyak   dari kelas Engadine seperti Engadine,  Riviera,  Ark Royal, Ben My-Chree   dan lainnya. Perancis pada masa yang  sama  mengoperasikan lima kapal   induk: Foudre, Campinas, Nord,  Pas-de-Calais  dan Rouen. Paman Sam  baru  mengoperasikan CV-1 Langley  pada Maret 1922.
Antara  tahun 1903-2003, beberapa  rancangan  dek kapal induk dapat diamati   perbedaannya. Bila pada  mulanya dek  dibuat terpisah dua bagian ( depan   dan belakang dek  dipisahkan oleh  island), kemudian berubah menjadi   landasan lurus  menyatu, hingga  landasan menyamping atau bersudut   (angled). Bentuk  evolusi ini dapat  dilihat pada geometri lima kapal   induk. Yakni  Furrius(1918), USS  Lexington (1939), Akagi (1941),   Shangri-La (1957),  dan USS Nimitz  (1992).


Nuclear Power
Dari   berbagai upaya kerasnya, akhirnya AS  berhasil membangun pencitraan    kapal induk modern. Dengan sejumlah  kapal induk bertenaga nuklirnya, AS    pun tumbuh menjadi satu-satunya  Negara penguasa lautan. Bahkan    meninggalkan jauh rival sejatinya  yakni Russia.
Dek  besar dan daya jelajah yang  tanpa batas.  Itulah resep yang telah   ditemukan dalam evolusi kapal  induk sehingga  muncul istilah super   carrier. Satu yang perlu  digarisbawahi,  perubahan bentuk dan dimensi   kapal induk tidak lepas  dari penciptaan  pesawat jet. Ke depan,  rancangan  ini akan ditambah  dengan spesifikasi  siluman mengiringi  perkembangan  teknologi radar yang  semakin  canggih.
Benteng baja
Sebagai   kapal raksasa berukuran panjang  sanpai 300 meter, kapal induk  setara   benteng. Sebagian besar komponen  kapal induk terbuat dari baja  yang   tebal. Alasannya, baja cukup kuat  menaha serangan picisan. Akan  tetapi   akibatnya total bobot kapal  induk bisa mencapai puluhan ribu ton.   Kapal  induk kelas ringan,  Moskwa atau Leningrad milik Russia yang   membawa  helicopter anti kapal  selam saja, beratnya lebih dari 17.000   ton. Berat  Kuznetshov pembawa  Sukhoi SU-33 Flanker atau carl Vinson dan   Nimitz  sekitar  65.000-75.000 ton. Sebagian merupakan berat rangkaian   baja yang   menjadi struktur utama kapal.
Kapal  induk semakin kuat  pertahananya dengan  kehadiran system  persenjataan  pertahanan diri.  System ini sangat  sulit ditembus. Sebai  contoh, kapal  induk kelas  Nimitz disebut  mempunyai system pertahanan  diri berupa  Phalanx dan Sea  Sparrow,  senjata mesin dan rudal anti rudal  ini  berfungsi mematahkan  serangan  rudal anti kapal yang mengincar kapal.
Pertahanan  tersebut semakin kuat  dengan  hadirnyakapal frigat, penjelajah  dan  perusak serta kapal selam  yang  selalu mengiringi kapal induk  kemanapun  perginya. Masing- masing   memiliki kemampuan bertahan dan  serang yang  mematikan.

Untuk Mengamankan Obyek Strategis
Mengapa   Amerika Serikat lebih banyak  menggelar kapal induk daripada  rivalnya,   Uni Sovyet ? pertanyaan ini  pernah mengemuka saat perang  dingin   berkecamuk, dan masih terus terus  bergulir setelah Uni Sovyet  melebur   diri jadi Russia. Jawabannya  begitu dicari karena dengan  sendirinya   memang akan menjadi latar  belakang kisah perseteruan yang  paling akbar   sepanjang zaman.
Bagi  Sovyet, arsenal penjaga  perairan paling  efektif adalah armada kapal   selam yang berkemampuan  meluncurkan  rudal balastik. Mereka memilih   kapal bawah permukaan air  ini karena  lebih aman dari pantauan satelit   mata-mata milik AS dan bisa   beroperasi secara individual. Hingga 1989,   Uni Sovyet diyakini   memiliki sekitar 300 unit kapal selam, atau   kira-kira dua kali lipat   yang dimiliki AS.

0 komentar:
Posting Komentar